Sejarah IKIMONOGAKARI chapter 3

CHAPTER 3
Lembar pertama hari ini
Chord “Mudai ~tooku e~” yang dikasih Yamashita jaman SMA.

https://twitter.com/mizunoyoshiki/status/664433101909561346



53. Setelah live terakhir kami di depan stasiun hon-atsugi, kami bertiga balik lagi jadi murid SMA. Yah setidaknya sampe hari itu sih ga ada keanehan. Semua tampak normal, kami berdua yang cowok siap-siap ikut ujian masuk universitas, sementara Yoshioka kayaknya lagi sibuk ama kegiatan band lain di skolah kita juga.

54. Akhirnya musim semi tiba dan sakura mulai bertebaran. Secara menyedihkan saya terpaksa jadi pengangguran. YA kita berdua sih lebih tepatnya. Sebenernya saya sempet lulus sih di salah satu universitas swasta deket sini. Tapi karena ada satu ujian yang keknya cocok dengan saya, ya udah saya memutuskan ambil ujian itu. Paginya kerja part time di Ebina Service Centre, ya buat nambah biaya sekolah persiapan. Jadi ya selama setahun hidup saya itu pagi kerja, siang kuliah, malam ikutan kelas prep. Gitu aja terus.

55. Mungkin setelah ujian masuk atau musim dingin kemarin kali ya? Akhirnya ketemu lagi ama Yamashita, di ruang kelas publik yg kemaren diceritain itu. Banyak juga siswa lain yang dateng dan belajar sampai larut malam.Dan karena kita selalu dengan ekspresi yang ga jelas maka secara ga langsung tumbuh rasa solidaritas antara kita.

56. Di depan ruang keals, ada space yang biasa dipake buat istirahat. Nah di sana itu ada bangku, yang kalau lagi pada sumpek sering pada duduk, ngomongin hal-hal yang gajelas. Terus-terusan seperti itu, meski mood berganti, tetep aja kalau udah di sana, kita tenggelam dalam pembicaraan.

57. Sayapun sering ngobrol ama Yamashita. Pengangguran itu emang bikin depresi, makanya kita berdua jadi mengkhayal apa sih yang akan kita lakukan kalau lulus ujian, dan kitapun kabur dari realita. Sampai akhirnya secara spontan saya berkata “Mau ga kita “ikimonogakari-an” lagi? Kita coba sekali lagi, menyenangkan kan?”

58. Lalu kita bicara mimpi kita yang jujur aja agak memalukan. Contohnya seperti keinginan tampil di Waratte ii tomo, Music Station, Kouhaku. Atau jadi host di all night nippon sampai keinginan live di Yokohama Arena. Semuanya seperti menggambar mimpi.

59. Kita terus ngomongin mimpi yang ga masuk akal itu dengan polosnya. Ya seperti delusi ala ala remaja deh. Mimpi absurd kita yang dari kampung ebina atsugi ini untuk keluar ke dunia, ya kalau direncanin dari 1 ampe 100 ya terus-terusan aja kita berdiskusi seperti itu. Ya jadi ga belajar deh haha

60. Pokoknya nih, di ruang terbuka itu kita terus ngomongin jalan menuju
Yokohama Arena (lebay banget), yang terlihat miskom parah. Pokoknya waktu itu semua terlihat nyata bagi kita dua orang remaja laki-laki bodoh ini. Ga ngerti realita, ga ada rasa takut, ga ada malu, hajar aja terus deh. Pokoknya kita masih muda dan polos

61. Kalo diliat sekarang nih, waktu itu menyenangkan banget. Kita berdua saat itu masih belum kenal realita. Jadi masih bisa bermimpi aja udah cukup deh. Kadang Yoshioka sering bilang “ah sayang waktu itu aku ga di sana”

62. Lalu untuk beberapa tahun, kita coba beneran jalanin satu per satu rencana yang kita susun di tempat itu. Meski ga semuanya ga, tapi ya hampir semuanya terkabul sih, setidaknya gitu. Kita bersyukur dan beruntung banget, serasa dikelilingi berkah.

63. BTW, kalo bole jujur, soal all night nippon, mimpi kita dua cowok ini ga terkabul. Yang terpilih karena personanya gembira itu ya si Yoshioka. Kalau lagi inget, kadang-kadang sering kita bercandain sih.

64. Setelah imajinasi liar kita dan juga setelah ujian selesai, sejujurnya bagi saya selama 16 tahun ini ada satu momen yang paling menyedihkan dialami ikomonogakari. Tentang mimpi kita yang childish dan rencana kita sejujurnya baru dimulai setelah kejadian berikut ini

65. Yoshioka bilang ke saya dan Yamashita bahwa dia ga pengen nyanyi

Ok, cukup sekian untuk hari ini, maaf kalau ada salah2 kata, next Chapter 4

0 komentar:

Posting Komentar