Kyary Pamyupamyu - Yume no Hajimari Rin Rin Cover by Hana (me)

Microsoft Office : Fungsi AVERAGE


Hallo Nakama .. J) /// apa kabar ?? kuharap semua baik .. :3

Kali ini Hana mau jelasin tentang fungsi AVERAGE . Pasti kalian yang pernah pegang komputer bahkan pernah buka program Ms Excel pasti tahu kan rumus yang satu ini?? ..

Nah, bagi yang kurang tahu atau yang kurang paham, aku akan jelasin. AVERAGE adalah suatu rumus yang berfungsi untuk menghitung nilai rata-rata suatu kelompok bilangan.

Berikut contoh dari fungsi AVERAGE :




Jadi, kita dapat menghitung rata-rata secara otomatis tanpa harus repot-repot menghitung manual. Bila ingin menghitung semua bilang sampai bawah seperti contoh di atas, sobat dapat menariknya ke bawah sehingga rumus tersebut secara otomatis tercopy dan terhitung otomatis.

Yup.. sampai di sini dulu , bila Hana salah kata mohon maklumi yaa .. J) // kalau kurang paham, bisa tinggalkan komentar di bawah . Okey , terima kasih atas waktunya Semoga bermanfaat .



Jaa ///

CORPSE PARTY Live Action tayang di Indonesia


 
 
CORPSE PARTY [TAYANG MULAI BESOK, 2 DESEMBER 2015]

 
Detail Movie :
 
DIRECTOR : Masafumi Yamada
ACTORS : Rina Ikoma, Ryosuke Ikeoka, Nozomi Maeda
DURATIONS : 93 Minutes
CENSOR RATING : 17+
GENRE : HORROR
LANGUAGE : JAPANESE
SUBSTITLE : ENGLISH & BAHASA IND

Sinopsis Movie :

Ini adalah hari terakhir festival sekolah, Naomi dan teman-temannya berkumpul bersama untuk melakukan sebuah ritual bernama Sachiko Ever After yang dapat membuat mereka menjadi sahabat untuk selamanya. Akan tetapi, saat mantra terucap, tiba-tiba saja terjadi gempa Bumi yang membuat sekolah mereka terpencil dan menjadi sarang para mayat hidup. Naomi beserta teman-temannya harus mencari jalan keluar untuk mengembalikan keadaan atau kutukan tersebut dapat membunuh mereka satu per satu.

Sejarah IKIMONOGAKARI chapter 4

CHAPTER 4
Lembar pertama hari ini,
Tambourine ini masih digunakan sampai sekarang loh

https://twitter.com/mizunoyoshiki/status/667151083035164672





66. Yoshioka sudah memutuskan untuk melanjutkan sekolah musik di sekitar kampungnya. Untuk ke depannya, dia mau kerja yang ada hubungan dengan musik atau semacem seni tari sampai drama, yah sekalian belajar banyak hal deh. Akhirnya dia milih jurusan musik.

67. Entah kapan ya masa-masa ujian ini lewat, saya dan Yamashita ingin membangkitkan Ikimonogakari, kali ini lebih serius. Ga cuma sekedar bikin kenangan aja, dan kami siap berjudi untuk masa depan kami.

68. Langsung kita ngomongin ke Yoshioka. Ternyata kita malah dapet jawaban yang ga diduga. "Ga mau ah" kata si Yoshioka.

69. Yoshioka belajar musik itu otodidak, sampe SMA, dan bebas banget. Kebetulan dia lahir di keluarga yang mencintai musik. Dia belajar lagu anak-anak dari orang tua dan kakek-neneknya. Dia juga suka bernyanyi lagu pop dan sangat populer di kelasnya dan selalu bernyanyi sebebasnya tanpa beban.

70. Maka dari itu, dia melanjutkan ke sekolah musik. Saat itulah dia mulai masuk ke lingkungan yang latihannya profesional dan dibimbing oleh mentor yang keras dan jarang memberi pujian. Teman sekelasnya juga rata-rata orang yang berbakat. Untuk pertama kalinya ia masuk dalam situasi seperti ini.

71. Kalau memang mau serius, dia sadar masih banyak kekurangan dalam , terutama soal teknis. Di sampai berujar "aku ga ngerti cara bernyanyi dengan benar" Situasinya mendadak kacau deh! Dia kebingungan sendiri karena harus mikir gimana caranya bisa sesuai dengan rencananya.

72. Untuk ke depannya nanti, dia pengen banget nyanyi lagu pop, tapi dia ngerasa belum waktunya karena dia ga ada basic dan butuh banyak latihan. SI Yoshioka itu orangnya serius banget dari lahir, makanya giliran dia mau nyanyi pop dia ngerasa "ah masih belum bisa nih"

73. Wah gawat deh, gawat banget. Waktu itu bener-bener ga sabar banget sampai rasanya ga bisa ngapa-ngapain. Memang begitulah kalau sekarang kita kilas balik ama kata-katanya si Yoshioka dulu. Dia jadi kehilangan kepercayaan diri, ya ketimbang berdiskusi, jadinya lebih sering ribut. Iya dulu sering ribut ama Yoshioka

74. ga lama kemudian, Yamashita pergi backpackeran ke Asia Tenggara. Ya kurang lebih satu bulan dia pergi singgah ke tiap negara di asia tenggara. Kadang-kadang dia ngabarin via email. Dengan demikian, kegiatan Ikimonogakari dihentikan untuk sementara.

75. Ketika Yamashita liburan, otomatis saya jadi ga ada kegiatan juga. Yah mau bagaimana lagi, kerjaan juga ga ada, berat banget rasanya. Meski dari hati yang terdalampun udah memutuskan untuk ngelanjutin jalan bermusik, tapi maju satu langkah aja ga bisa. Berat banget rasanya.

76. Meskipun inginnya nulis ini nanti, saat training di record company sebelum debut ikimonogakari juga berat. Tapi kalo menurut saya pribadi, yang ini lebih berat. Saya ga masalah sih dengan rintangan yang akan menanti, tapi masalahnya saya ga bisa melangkah ke depan, bergerak, dan untuk mencobapun ga bisa. Bener-bener lebih berat.

77. Tapi biar gimana juga kita ga pernah sekalipun cari vokalis pengganti Yoshioka. Aneh sih. Yang kita tahu, di tengah kita berdua itu ada si Yoshioka, begitu juga sebaliknya, di samping Yoshioka ada kita di kedua sisi. Ga pernah sekalipun kita kepikiran hal lain. Saya kira begitu.

78. Saya jadi inget, dulu kita sering nongkrong di Saizeriya depan stasiun hon atsugi. Sehabis tingkat 1 selesai, ya saya sendiri udah ga karuan dah kondisinya. "Wah gue ga bisa nih nunggu lama kek gini terus. Gue masi mau di musik, tapi kalo ninggalin Ikimonogakari, mau jadi apa gue!?" Saya ngomong gitu ke Yamashita dan Yoshioka.

79. Mendengar hal itu, Yamashita yang baru aja pulang langsung berpikir "wah gawat, bisa bubar beneran nih" Yamashita yang selama ini sudah cukup pede, ternyata ga mau kalau misalnya lagu yang selama ini udah dia buat capek-capek cuma bisa dibanggain di depan anaknya kelak, dan itu satu hal yang paling dia ga mau.

80. Sampai akhirnya bulan Februari 2003, saya yang kebetulan lagi ambil ujian SIM di daerah Amarume, Yamagata, dapat telpon dari Yamashita. Waktu itu saya lagi di daerah pegunungan yang sepi banget. "Eh lo tau gak, si Kiyoe, dia bilang ok tuh" kata si Yamashita di ujung telpon.
"Ah, yang bener lu?" jawab saya waktu itu.

81. Yamashita yang ternyata selama ini benci banget liatin saya dan Yoshioka ribut mulu mikir "ah kalo gue ajak Yoshiki, bisa tambah runyem urusannya" Akhirnya diputuskanlah Yamashita ngomong secara pribadi sama Yoshioka. "Kalau kamu mau berenti, ya udah gpp, tapi ya kalau bisa sih tolong dicoba sekali lagi aja" Mendengar hal itu, Yoshioka setuju.

82. Saya juga udah sering bilang ke Yoshioka berkali-kali hal yang sama selama setahun. Tapi si Yamashita cuma ngomong sekali dan langsung didengerin. Sekarang kalo diinget sih jadi bahan bercandaan, ya untungnya kita tetep mempertahankan si Yoshioka ya sebagai vokalis.

83. Pokoknya kejadian di tahun 2003 itu seakan menjadi pertanda. Bahwa mungkin ada yang mendukung kami bertiga yang masa depannya masih belum jelas. Dan di situ kami sadar bahwa roda kehidupan sudah berputar dan akan banyak persaingan yang saling menjatuhkan di depan. Apapun yang terjadi, saat itu kami masih bertiga. Belum ada yang lain.

Ok cukup sekian untuk hari ini, maaf kalau ada salah2 kata. Next, Chapter 5.

Sejarah IKIMONOGAKARI chapter 3

CHAPTER 3
Lembar pertama hari ini
Chord “Mudai ~tooku e~” yang dikasih Yamashita jaman SMA.

https://twitter.com/mizunoyoshiki/status/664433101909561346



53. Setelah live terakhir kami di depan stasiun hon-atsugi, kami bertiga balik lagi jadi murid SMA. Yah setidaknya sampe hari itu sih ga ada keanehan. Semua tampak normal, kami berdua yang cowok siap-siap ikut ujian masuk universitas, sementara Yoshioka kayaknya lagi sibuk ama kegiatan band lain di skolah kita juga.

54. Akhirnya musim semi tiba dan sakura mulai bertebaran. Secara menyedihkan saya terpaksa jadi pengangguran. YA kita berdua sih lebih tepatnya. Sebenernya saya sempet lulus sih di salah satu universitas swasta deket sini. Tapi karena ada satu ujian yang keknya cocok dengan saya, ya udah saya memutuskan ambil ujian itu. Paginya kerja part time di Ebina Service Centre, ya buat nambah biaya sekolah persiapan. Jadi ya selama setahun hidup saya itu pagi kerja, siang kuliah, malam ikutan kelas prep. Gitu aja terus.

55. Mungkin setelah ujian masuk atau musim dingin kemarin kali ya? Akhirnya ketemu lagi ama Yamashita, di ruang kelas publik yg kemaren diceritain itu. Banyak juga siswa lain yang dateng dan belajar sampai larut malam.Dan karena kita selalu dengan ekspresi yang ga jelas maka secara ga langsung tumbuh rasa solidaritas antara kita.

56. Di depan ruang keals, ada space yang biasa dipake buat istirahat. Nah di sana itu ada bangku, yang kalau lagi pada sumpek sering pada duduk, ngomongin hal-hal yang gajelas. Terus-terusan seperti itu, meski mood berganti, tetep aja kalau udah di sana, kita tenggelam dalam pembicaraan.

57. Sayapun sering ngobrol ama Yamashita. Pengangguran itu emang bikin depresi, makanya kita berdua jadi mengkhayal apa sih yang akan kita lakukan kalau lulus ujian, dan kitapun kabur dari realita. Sampai akhirnya secara spontan saya berkata “Mau ga kita “ikimonogakari-an” lagi? Kita coba sekali lagi, menyenangkan kan?”

58. Lalu kita bicara mimpi kita yang jujur aja agak memalukan. Contohnya seperti keinginan tampil di Waratte ii tomo, Music Station, Kouhaku. Atau jadi host di all night nippon sampai keinginan live di Yokohama Arena. Semuanya seperti menggambar mimpi.

59. Kita terus ngomongin mimpi yang ga masuk akal itu dengan polosnya. Ya seperti delusi ala ala remaja deh. Mimpi absurd kita yang dari kampung ebina atsugi ini untuk keluar ke dunia, ya kalau direncanin dari 1 ampe 100 ya terus-terusan aja kita berdiskusi seperti itu. Ya jadi ga belajar deh haha

60. Pokoknya nih, di ruang terbuka itu kita terus ngomongin jalan menuju
Yokohama Arena (lebay banget), yang terlihat miskom parah. Pokoknya waktu itu semua terlihat nyata bagi kita dua orang remaja laki-laki bodoh ini. Ga ngerti realita, ga ada rasa takut, ga ada malu, hajar aja terus deh. Pokoknya kita masih muda dan polos

61. Kalo diliat sekarang nih, waktu itu menyenangkan banget. Kita berdua saat itu masih belum kenal realita. Jadi masih bisa bermimpi aja udah cukup deh. Kadang Yoshioka sering bilang “ah sayang waktu itu aku ga di sana”

62. Lalu untuk beberapa tahun, kita coba beneran jalanin satu per satu rencana yang kita susun di tempat itu. Meski ga semuanya ga, tapi ya hampir semuanya terkabul sih, setidaknya gitu. Kita bersyukur dan beruntung banget, serasa dikelilingi berkah.

63. BTW, kalo bole jujur, soal all night nippon, mimpi kita dua cowok ini ga terkabul. Yang terpilih karena personanya gembira itu ya si Yoshioka. Kalau lagi inget, kadang-kadang sering kita bercandain sih.

64. Setelah imajinasi liar kita dan juga setelah ujian selesai, sejujurnya bagi saya selama 16 tahun ini ada satu momen yang paling menyedihkan dialami ikomonogakari. Tentang mimpi kita yang childish dan rencana kita sejujurnya baru dimulai setelah kejadian berikut ini

65. Yoshioka bilang ke saya dan Yamashita bahwa dia ga pengen nyanyi

Ok, cukup sekian untuk hari ini, maaf kalau ada salah2 kata, next Chapter 4

Sejarah IKIMONOGAKARI chapter 2

CHAPTER  2
Street live waktu SMA

https://twitter.com/mizunoyoshiki/status/662602935591788544



37. Setelah Kiyoe bergabung, jadwal live kita jadi setiap hari rabu di tiap minggunya di depan tempat mangkal taxi di pintu utara Stasiun Hon-atsugi. Waktu itu ga ada smartphone. Internet juga ga sepopuler sekarang, makanya dulu kita ga ada tuh update di webpage atau social media. Gampangnya ya kita manggung tiap minggu di hari dan jam yang sama. Udah gitu aja.

38. Biasa kita latihan di gedung almamater sekolah. Kiyoe tiap pulang sekolah menyelinap ke sekolah kita dengan minjem seragam kakaknya.

39. Sampai suatu ketika Kiyoe pernah ketauan dan dimaki-maki sama guru sekolah kita.
"Kamu, apa benar kamu anak sekolah sini?!?"
Kiyoe: I, Iya, kelas 2-2.
Sensei; Bohong kamu! Sekolah ini menggunakan huruf di tiap kelasnya, 2A, 2B
Kiyoe: Ma, maaf
Sensei: Kamu, adiknya Yoshioka kan? Saya tahu ini.
Oh ternyata beliau tahu.

40. Sejak Kiyoe bergabung, jenis tamu kita bertambah. Mulai dari anak sekolah, pekerja kantoran dengan jas, keluarga, sampe siapapun yang lewat dan berhenti. Kita bertiga terlihat unik, karena kita sehabis pulang sekolah langsung ngamen, pake seragam pula. Semenjak itu sampai sekarang, saya bersyukur jenis tamu kita tetep seperti itu. Sebuah kebanggaan pastinya.

41. Selama manggung, pastinya ada kendala dong. Pernah kita diomelin sama penjual food truck takoyaki yang mau lewat dan diteriakin "woi minggir! ganggu aja lo!" Dan seketika posisi parkirannya jadi ganggu penonton yang mau melihat kita.

42. Selain itu, banyak juga orang random yang mendadak nimbrung pas kit alagi main. Misalnya menari di tengah2, ada yang bawa bongo drum dan masukin aja di tengah2 lagu dan ngegebuknya semangat banget. Lalu ada juga bapak2 mabok yang ikut2an nyanyi. Banyak deh.

43. Kadang hal tersebut bikin kaget. Dalam situasi tersebut, kita terlatih menghadapinya. Kadang kalau misalnya ternyata jadi masalah, penontonya malah pergi. Dan giliran kita lempar humor baru deh pada mendekat. Termasuk juga om2 yang tukang mabok. Nah kalo soal gini, Kiyoe jago ngadepinnya, ajaib deh.

44. Pokoknya kita seneng deh, pokoknya jalan kita di musik saat itu terlihat cerah. Tapi ya kita sama sekali ga kepikiran untuk jadi band pro, ya waktu itu kita masih kelas 3 SMA. Kalau dianalogikan, mungkin kita seperti kegiatan klub di sekolah. Ya hanya sebatas senang aja gitu. Sampe akhirnya ada sebuah hal yang datang dan sedikit mengubah kesadaran kita.

45. Ketika manggung, tiba2 dateng seseorang yang ngaku sebagai staff dari sebuah acara terkenal. Beliau informasi ke kita bahwa lagi ada audisi untuk cari talenta baru dan menawarkan apakah kami mau ikut atau tidak. Kalau dipikir sekarang, agak aneh ya. Kenapa sih milihnya kami yang cuma anak SMA di kampung. Dan kaget juga setelah tahu bahwa itu beneran audisi menuju ketenaran.

46. Tanpa mikir macem2, kita bertiga menghadap ke lokasi yang kami belum pernah pergi, di tengah Tokyo. Audisinya di daerah Akasaka-Mitsuke. Kita rencana bawain dua lagu, dan saya gugup dan tanpa ekspresi banget ketika lagi main. SAmpe akhirnya ada juri lelaki yang marah2 "Kalian ini niat main atau tidak sih!?" Dan itu semua diluar ekspektasi kita. Sampe sekarnag kalo diinget, malah jadi bahan bercandaan member.

47. Selang beberapa hari, kami dapat jawaban bahwa kami lolos. Wahs eakan ga percaya, kita sebagai anak SMA yang polos inipun bertanya-tanya "eh beneran ga nih? Jangan-jangan kita ditipu lagi?" Ya meskipun gitu, sampe sekarang juga pengennya sih dilanjutkan kalau emang benar ya.

48. Audisi ini mungkin jadi semcam kesempatan buat kami di masa depan. Tapi kami jujur aja bingung dengan keputusan ini. Memang sih kita bersenang-senang dengan yang kita lakukan, tapi kita jadi kepikiran "ujungnya" Apa yang harus kami lakukan? Kami bertiga yang kala itu masih belasan, bingung banget. Kepikiran ga mungkin untuk ngelanjutin.

49. Meskipun saya dan Yoshioka ingin melanjutkan jalan ke musik, tapi saya ga kepikiran untuk melanjutkan "Ikimonogakari". Karena konsep Ikimonogakari di kepala kami waktu itu cuma buat senang-senang aja. Pokoknya kita ga mau jalani ini dengan gegabah.

50. Setelah didiskusikan sebagai anak SMA, akhirnya kita memutuskan bahwa grup ini cukup untuk bersenang-senang aja. Yah, sebagai penutup kenangan masa SMA aja. Dan akhirnya kita memutuskan untuk bubar. Layaknya kegiatan klub yang libur karena lomba musim panas, dan saya serta yamashita yang sudah kelas tiga dan banyaknya ujian yang menanti. kami memutuskan untuk menggelar live perpisahan di depan stasiun daerah kita.

51. Mengenai live perpisahan ini, kita juga sering pikirin. Semakin hari yang nonton di depan honatsugi makin banyak, dari 100 sampe 200 orang, nama kita jadi lumayan dikenal di sekitaran kita. Banyak penonton yang kaget ngeliat kita anak SMA 3 orang perform di jalanan dan akhirnya ngumpul untuk nonton. Sebagai anak SMA, kita ngerasa sudah mencapai sesuatu dalam hidup nih, ya semacam jadi kenangan manis di masa SMA. Seneng deh pokoknya.

52. Demi live terakhir, kami bertiga buat pamflet sendiri yang mengabarkan pembubaran band kami. Kami tulis tagline yang mencolok banget "Kalau kalian melewatkan yang satu ini, kalian ga akan bisa ketemu kami lagi" Dan lucunya sama sekali ga kepikiran bahwa 15 tahun setelahnya, kami makin banyak ketemu sama orang-orang.
Cukup sekian untuk hari ini, mohon maaf kalau ada salah2 kata. Next, Chapter 3.

Sejarah IKIMONOGAKARI chapter 1

CHAPTER 1

Lembaran pertama hari ini,
Ikimonogakari, 3 orang.


sumber :

https://twitter.com/mizunoyoshiki/status/661201769284808704




24. Jadi, pertemuan pertama kami dengan Yoshioka itu di lorong sebuah studio milik umum di kota Atsugi. Dulu ada tuh studio kedap suara serba guna yang letaknya berdampingan dengan perpustakaan. Karena biaya sewanya murah dan untuk publik, maka banyak anak2 SMA yang ga ada uang, latihan band di sana.

25. Pada saat itu, Shina Ringo juga lagi booming. Dan banyak banget yang mau coverin dia, termasuk kita kepikiran juga. Tapi yang paling krusial adalah kita ga ada vokalis cewek. Berhubung almamater ekskul band kita ngetop2, akhirnya kita diskusi lah sama mereka. Hasilnya banyak yg pada bilang adiknya Yoshioka pinter nyanyi
.
26. Sepakatlah kita janjian di studio. Saya memutuskan untuk nunggu sambil duduk di lorong, karena saya datengnya sedikit lebih cepat. Ga lama kemudian datenglah cowok yang jadi bassist kita. Saat itu juga dia ga terlalu akrab, jadinya deh kita diskusi dengan sedikit awkward. Sampe akhirnya di ujung lorong sana terlihat seorang wanita yang memancarkan aura yang sangat cerah.


27. Tiba-tiba wanita itu langsung beri salam ke basis kita dengan ramah. Saya nanya "temen kamu nih?"
"Oh bukan, ini dia adiknya si Yoshioka, yang mau nyanyi"
"Ooh kamu"
Ya, dan dia adalah Yoshika Kiyoe.

28. Kadang saya berpikir "Pertama kali dengerin Yoshioka nyanyi, saya ngerasa, apa ini takdir?" Saya ngerasa ditanya seperti itu. Kadang-kadang sih, ya walau ga sedramatis itu juga. Tapi ya, memang dia itu auranya cerah banget! Bener-bener nyanyinya pinter banget.

29, Tanpa banyak mikir, langsung aja saya kepikiran ngajakin dia gabung Ikimonogakari. Selain tentunya suaranya bagus, dia juga punya pesona yang pure dan innocent banget. Cocok lah dipadukan dengan saya dan yamashita. Pokoknya cocok deh!

30. Setiap pulang perform biasanya udah malem. Di soutetsu bus, saya duduk paling belakang dan di sebelah saya ada Yamashita.Di situlah saya mulai bercerita tentang Kiyoe.


31. "Adeknya si Yoshioka itu pinter nyanyi loh, mending kita ajak aja gimana?"
"Oh, boleh deh, ajak aja coba" Setelah pembicaraan tersebut, secara tiba-tiba si Yoshioka (kiyoe) kirim email yang berisi "Aku denger katanya Mizuno-kun mau perform street live ya? Kalau bisa, aku bole ikutan nyanyi ga? Ya sekali aja deh"

32. 16 tahun berkarya, kadang suka kepikiran "wah yang namanya hidup bisa berubah gini ya?" Mulai dari kepikiran untuk ngajak, sampe si Yoshiokanya sendiri yang email, semua awalnya dari situ. Dan sampe sekarang juga masi inget dengan jelas saat-saat itu. Cuma ya si Yamashita bilang dia ga terlalu inget.

33. Sebelum Yoshioka join, di sekitar sagamiono, tempat kita biasa perform ada SMA khusus perempuan. Berhubung lagi ada festival budaya, banyak juga temen-temen seangkatan kita yang dateng main. Termasuk kakaknya si Kiyoe. Selepas dari festival, kita langsung cabut ke tempat biasa kita perform.

34. "Gue denger katanya lo mau ngajak adek gwa manggung? Gimana kalo gue panggil sekarang ya?" akhirnya kakaknya Kiyoe nelpon dia, dan ga lama kemudian muncullah Kiyoe. Waktu itu dia datang dengan kacamata ber frame merah. Yamashita yang pertama kali liat langsung teralihkan aja dengan imej kacamata merahnya itu. "Wah, gayanya boleh juga nih anak" katanya tentang Kiyoe.

35. Di TKP kita langsung cocokin kunci dan mulai nyanyi Natsuiro-nya Yuzu. Saya sih biasa aja, ga dramatis banget mikirnya, Yamashita juga gitu, ga mikir apa2. Kiyoe? ya dia cuma bilang "saya senang". Secara gamblangnya, bersatunya kita bertiga ini, seperti natural aja gitu.

36. Kalau kita liat sekarang, waktu pertama kita jadi bertiga, ketimbang "natural" lebih pas dibilang "spesial" aja gitu. Kalau digampangin ya pokoknya memang kita seperti ditakdirkan bertiga dari awal.
Tepat 16 tahun lalu, 3 November 1999. Itulah startline kita.

Next ke chapter selanjutnya --